PERGESERAN MAKNA KATA
1. Generalisasi (Perluasan Makna)
Perluasan makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang mengalami berbagai
penambahan makna yang keseluruhannya digunakan secara umum. Perubahan makna
dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna
baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
Contoh:
No.
|
Kata
|
Makna Sebelum Mengalami Perluasan
|
Makna Sesudah Mengalami Perluasan
|
1. 1
|
Menarik
|
berkaitan dengan tali
|
“cantik”, “cakap”, “ganteng”, “menyenangkan”, dan “menjadikan anggota”
|
2. 2
|
bapak, ibu, saudara
|
hubungan kekerabatan
|
“bapak” ditujukan untuk laki-laki yang mulai tua, dan “ibu” dihubungkan
dengan orang perempuan yang mulai tua, sedangkan “saudara” untuk menyapa
orang yang sebaya
|
3. 3
|
Kepala
|
Anggota tubuh atau badan
|
Orang yang memiliki jabatan tinggi
|
4. 4
|
Kemudi
|
Berhubungan dengan penyeimbang alat transportasi
|
Mengendalikan
|
5. 5
|
Jalan-jalan
|
Jalan raya
|
Berlibur, berkunjung
|
6. 6
|
Kandungan
|
Berhubungan dengan bayi
|
Isi, hal yang berada di dalam~
|
7. 7
|
Jurusan
|
Tujuan perjalanan
|
Spesialisasi atau bagian disiplin ilmu yang ditekuni
|
8. 8
|
Benih
|
Bibit yang akan ditanam di lahan pertanian
|
Cikal bakal, awal suatu kejadian.
|
Contoh pemakaian kata yang mengalami generalisasi
a.
Kepribadian anak itu cukup menarik
dari segala sudut pandang.
b. Bapak dan Ibu guru kemarin menghadiri upacara Hari Guru
Nasional.
c. Anak muda itulah yang memegang kemudi perusahaan ini.
d. Minggu depan keluarga Basuki akan jalan-jalan ke Hongkong.
e. Buah delima memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi.
f. Sesungguhnya ia tidak ingin masuk ke Jurusan Sastra Indonesia.
g.
Saraswatilah yang menjadi benih
pertikaian di keluarga Santoso.
2. Spesifikasi (Penyempitan Makna)
Penyempitan makna adalah makna suatu kata semakin memiliki spesifikasi
ataupun spesialisasi. Perubahan makna dari yang lebih umum atau luas ke yang
lebih khusus atau sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna
lama (semula).
Menurut pandapat Stokleir, perubahan makna (termasuk pembatasan makna)
melewati tiga tahapan, yakni: (a) pengaruh konteks terhadap makna khusus; (b)
penggunaan kata baru di dalam kombinasinya yang bebas; (c) hubungan makna
sekarang dengan makna yang lebih dahulu ada. Dalam proses perkembangan sebuah
bahasa, kadang-kadang terjadi penambahan, pengurangan, bahkan kadang-kadang
terjadi penghilangan sama sekali. Di bidang makna terjadi perubahan makna, baik
yang menyangkut pembatasan, perluasan, kekaburan, atau berubah sama sekali.
Jelas di sini peranan pemakai bahasa sangat menentukan.
Contoh:
No.
|
Kata
|
Makna Sebelum Mengalami Penyempitan
|
Makna Sesudah Mengalami Penyempitan
|
1. 1
|
Sastra
|
Dalam bahasa Sansekerta memiliki makna yang luas
|
Dikaitkan dengan karangan yang bernilai keindahan atau mengunggah
perasaan
|
2. 2
|
Skripsi
|
Tulisan tangan
|
Tulisan mahasiswa yang disusun sebagai persyaratan menempuh ujian untuk
memperoleh gelar S1
|
3. 3
|
Guru
|
Pembimbing rohani, pengajar silat
|
Pengajar di sekolah
|
4. 4
|
Sarjana
|
Cendekiawan
|
Lulusan perguruan tinggi
|
5. 5
|
Pendeta
|
Orang yang berilmu
|
Pembimbing rohani agama Kristen
|
6. 6
|
Madrasah
|
Sekolah
|
Sekolah berbasis Islam
|
7. 7
|
Pembantu
|
Orang yang membantu
|
Pesuruh, orang yang dipekerjakan untuk membantu
|
Contoh pemakaian kata yang mengalami spesialisasi
a.
Karya sastra merupakan media
penyalur aspirasi, perasaan pengarangnya.
b.
Sayangnya dia tidak lulus ujian skripsi.
c.
Guru adalah orang tua
murid saat berada di sekolah.
d.
Tidak terduga, juragan bubur itu sarjana
perternakan.
e.
Pagi-pagi itu Antonio pergi menemui pendeta
di gereja.
f.
Madrasah Tsanawiyah setara dengan SMP.
g.
Walaupun ibunya seorang pembantu,
tetapi Arman bisa menjadi pengusaha.
3. Ameliorasi (Peninggian Makna)
Ameliorasi atau peninggian makna adalah suatu kata memiliki makna yang
memiliki nilai atau konotasi lebih baik dari makna sebelumnya. Perubahan makna
yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik
nilainya daripada makna lama.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering didapati bahwa makna kata tetap
dipertahankan meskipun lambangnya diganti. Maksud pergantian lambang tersebut,
yakni igin melemahkan makna, agar orang yang dikenai kegiatan tidak
tersinggung. Dengan jalan melemahakan makna, kadang-kadang orang tidak akan
merasa bahwa sesuatu tindakan terlalu berat.
Terjadinya peninggian makna atau penghalusan makna kata diadakan karena
pertimbangan berikut: (a) pretimbangan psikologis, maksudnya agar orang tidak
tersinggung perasaanya, orang tidak merasa tertekan secara psikologis; (b)
pertimbangan secara politis, maksudnya agar masyarakat tidak sampai terganggu
ketentramanya, mengganggu keamanan; (c) pertimbangan sosiologis, maksudnya agar
masyarakat tidak resah; (d) pertimbangan religius, maksudnya orang yang dikenai
kata tidak akan tertekan imannya; dan (e) pertimbangan kemanusiaan, manusia
mempunyai hak yang disebut hak-hak asasi manusia, yang antara lain menyangkut
martabat dan kehormatan pribadi, dan bahwa manusia yang satu dengan yang lain
memiliki hak yang sama.
Contoh:
No.
|
Kata
|
Kata Sesudah Mengalami Peninggian
|
Makna kata
|
1. 1
|
Bui, penjara, tutupan
|
Lembaga pemasyarakatan
|
Tempat untuk menahan terpidana setelah melalui proses persidangan
|
2. 2
|
Dipecat, diberhentikan, dipensiunkan
|
Di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
|
Tidak dipekerjakan lagi secara paksa
|
3. 3
|
Tuli
|
Tunarungu
|
Tidak dapat mendengar
|
4. 4
|
Pelacur, PSK, WTS
|
Kupu-kupu malam
|
Perempuan yang bekerja sebagai penghibur
|
5. 5
|
Kakus, jamban, kamar kecil, WC
|
Toilet
|
Tempat buang hajat
|
6. 6
|
Orang yang sudah tua
|
Manula (manusia usia lanjut)
|
Orang yang umurnya sudah banyak (berumur)
|
7. 7
|
Pelayan toko
|
Pramuniaga
|
Orang yang melayani pembeli di toko
|
8. 8
|
Korupsi, pungli, sogok menyogok
|
Komersialisasi jabatan, menyalahgunakan wewenang, melaksanakan
penyimpangan
|
Melakukan tindak kejahatan keuangan negara.
|
Contoh kalimat yang menggunakan ameliorasi
a.
Ayahnya baru saja keluar dari Lembaga
Pemasyarakatan Cibinong.
b. Hanya karena kesalahan kecil ia di-PHK perusahaannya.
c. Dia cantik, tapi sungguh kasihan harus menderita tunarungu.
d. Untuk menghidupi kedua anaknya, ia terpaksa menjadi kupu-kupu malam.
e. Sepulang dari sekolah ia bergegas menuju toilet.
f. Kota kecil itu banyak yang manula.
g. Departement Store sebesar itu memiliki pramuniaga yang kurang sopan.
h.
Ayahnya ditangkap KPK karena komerialisasi
jabatan setahun lalu.
4. Peyorasi (Penurunan Makna Kata)
Peyorasi atau penurunan makna kata adalah apabila suatu kata akhirnya
dianggap memiliki nilai rendah atau konotasi negatif. Perubahan makna yang
mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang
menyenangkan nilainya daripada makna lama.
Setelah dilakukan analisis dari berbagai sumber, banyak yang mencantumkan
contoh peyoratif yang tidak tepat. Peyorasi perubahan makna, yang tadinya halus
berubah menjadi kasar. Misalnya saja pada headline sebuah berita KPK Seret
Angelina Sondakh ke Pengadilan, makna kata seret dalam kalimat tersebut
dirasakan kurang sopan, melakukan penangkapan secara paksa dirasa lebih halus.
Tujuan peyorasi dalam headline sebuh nerita tersebut untuk menyulut emotif
pembaca.
Kalimat Presiden Soeharto dilengserkan oleh mahasiswa, kalimat
trsebut mengalami peyoratif. Kata dilengserkan sejalan dengan makna
diberhentikan masa pemerintahannya secara paksa. Makna dilengserkan dianggap
kurang sopan.
5. Sinestesia (Pertukaran Makna)
Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera
yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke
indera pendengar, dan sebagainya.
Contoh:
a.
Suara penyanyi Erni Johan sampai saat
ini masih empuk.
Kata empuk sebenarnya yang merasakan adalah indra peraba (kulit) dengan
makna lunak atau tidak keras. Akan tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk
yang merasakan adalah indra pendengar( telinga) dengan makna merdu.
b.
Pidatonya hambar.
Kata hambar sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan
makna tawar atau tidak ada rasanya. Kata hambar dalam kalimat tersebut yang
merasakan indra pendengar (telinga) dengan makna monoton atau kurang
menggairahkan.
c.
Model bajunya manis.
Kata manis sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan
makna legi atau rasa seperti rasa gula. Dalam kalimat tersebut kata manis yang
menangkap adalah indra penglihatan (mata) dengan makna menarik.
d.
Permen itu ramai rasanya.
Kata ramai sebenarnya yang merasakan adalah indra pendengaran dengan makna
riuh rendah,meriah, orang banyak. Akan tetapi, dalam kalimat tersebut kata
ramai yang merasakan adalah indra pengecap dengan makna bermacam-macam.
6. Asosiatif (Persamaan Makna)
Perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat. Pada hakikatnya
asosiasi desebabkan oleh adanya perubahan pengguna dalam lingkungan masyarakat
bahasa.
Misalnya saja Pemuda itu hanya menjadi benalu di rumah kakaknya
(benalu diasosiasikan dengan pengganggu atau pengacau). Berbeda dengan kalimat Ayah
membersihkan benalu yang menempel di pohon mangga depan rumah kami (benalu
yang dimaksud adalah tanaman parasit/tanaman pengganggu)
Contoh yang lain terdapat pada kata “amplop”, amplop pada dasarnya adalah
bungkus surat, seiring adanya perubahan lingkungan pemakaian kata “amplop”
dapat diasosiasikan dengan uang suap.
Komentar