Lingkungan
dikatakan seimbang (equilibrium) apabila memiliki ciri-ciri antara lain
:
- Lingkungan yang didalamnya terdapat pola-pola interaksi, meliputi : arus energi, daur materi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi, daur biogeokimia, dan produktivitas. Melalui pola-pola interaksi tersebut, pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung secara alami, sehingga tidak ada organisme yang mendominasi terhadap organisme lainnya.
- Lingkungan yang homeostatis, yaitu lingkungan yang mampu mempertahankan terhadap gangguan alam, baik gangguan secara alami maupun buatan.
- Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan yang mampu mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam lingkungan terdapat berbagai sumber daya alam (hayati dan non hayati).
- Terbentuknya lingkungan yang klimaks, yaitu lingkungan yang banyak ditumbuhi pohon-pohon (terbentuknya hutan).
Penyebab Pencemaran Air
1.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
2.
a. Meningkatnya
kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi (masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (PO3-),
khususnya dalam ekosistem air tawar)
3.
b. Sampah
organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
4.
c. Industri
membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai
seperti di sungai citarum
5.
d. Pencemaran
air oleh sampah
6.
7.
4. Akibat
Pencemaran Air
8.
Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya
kandungan oksigen
9.
a. Terjadinya
ledakan ganggang dan tumbuhan air
10. b.
Pendangkalan
dasar perairan
11. c.
Tersumbatnya
penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
12. d.
Dalam jangka
panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
13. e. Akibat
penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
14. f.
Kematian
biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
15. g.
Dapat
mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
16. h.
Dapat
menyebabkan banjir
17. i.
Erosi
18. j.
Kekurangan
sumber air
19. k.
Tanah
Longsor
20. l.
Dapat
merusak Ekosistem sungai
21. m.
Kerugian
untuk Nelayan
22.
23. 5.
Penanggulangan
Terjadinya Pencemaran Air
24. Untuk
mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain
tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri
secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam
selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa
pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak
menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi
tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
25. Pencemaran
air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat
yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni
organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang
mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan
logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi
oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan
logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum
dibuang ke lingkungan. Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan,
dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang
disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak
dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri
sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi
bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang
dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau
sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
26.
27. B.
PENCEMARAN
TANAH
28. a.
Pengertian
Pencemaran Tanah
29. Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
30. Ketika suatu
zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
31. b.
Sumber
Pencemaran Tanah
32. Sumber
pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan
mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber
pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber
pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida
belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun
ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan
terjadinya pencemaran pada tanah.
33. Air
permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah
deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah
daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan
tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat
dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah
tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus /
kendaraan bermotor dan limbah industri.
34. c.
Komponen -
Komponen Bahan Pencemaran Tanah
35.
1. Limbah
domestik
36. Limbah
domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat
dan cair. Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan
atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik,
kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus
plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan
oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak
ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar
tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan
berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang. Limbah cair berupa deterjen, oli, cat, jika meresap
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh
mikroorganisme di dalam tanah.
37.
2. Limbah
industri
38. Limbah
Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang merupakan
hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan
industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak,
khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat
yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan
mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting
terhadap kesuburan tanah.
39.
3. Limbah
pertanian
40. Limbah
pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau
tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami
jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan
pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang
berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah
organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan
mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut
41. d.
Dampak dari
Pencemaran Tanah
42.
1. Dampak Pada Kesehatan
43. Dampak
pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan
kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
44. Merkuri (air
raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin
tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati,
Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa
macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata
dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada
dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
45.
46.
b. Dampak Pada
Lingkungan Atau Ekosistem
47. Dampak pada
pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan
tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang
dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan
kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut.
48. e.
Penanggulangan
Komponen Bahan Pencemaran Tanah
49. Limbah
domestic, yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara
memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh
tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai tanah tetapi
membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai oleh tanah. Sampah organik
yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita
tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai
lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dan lain-lain.
Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara
penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi
barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan
dinding. Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah
limbah tersebut sebelum dibuang ke sungai atau ke laut. Limbah pertanian, yaitu
dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk
pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos.
50.
51. Ada 2 cara
untuk penanganan pencemaran tanah
52. a.
Remidiasi
53. Remediasi
adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah
dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
54. Pembersihan
off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
55. b.
Bioremediasi
56. Bioremediasi
adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida
dan air).
57. C.
PENCEMARAN
UDARA
58. a.
Pengertian
Pencemaran Udara
59. Pencemaran
Udara adalah kondisi udara yang tercemar de-ngan adanya bahan, zat-zat asing
atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran udara
mempengaruhi sistem kehidupan makhluk hidup seperti gangguan kesehatan,
ekosistem yang berkaitan dengan manusia.
60.
61. b.
Sumber
Pencemaran Udara
62.
a. Kegiatan
manusia
63.
b. Transportasi
64.
c. Industri
65.
d. Pembangkit
listrik
66.
e. Pembakaran
(perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)
67. f.
Gas buang
pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
68. Sumber alami
69.
a. Gunung
berapi
70.
b. Rawa-rawa
71.
c. Kebakaran
hutan
72.
d. Nitrifikasi
dan denitrifikasi biologi
73. Sumber-sumber
lain
74.
a. Transportasi
amonia
75.
b. Kebocoran
tangki klor
76.
c. Timbulan gas
metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah
77.
d. Uap pelarut
organik
78. Dampak Pencemaran
Udara
79. a.
Penipisan
Ozon
80. b.
Pemanasan
Global ( Global Warming )
81. c.
Penyakit
pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
82. d.
Terganggunya
fungsi reproduksi
83. e.
Stres dan
penurunan tingkat produktivitas
84. f.
Kesehatan
dan penurunan kemampuan mental anak-anak
85. g.
Penurunan
tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
86.
87. f.
Penanggulangan
Pencemaran Udara
88. Untuk dapat
menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara
lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak
menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang
terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau
penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses
fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan
pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman
kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan
pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik
89.
90. D.
PENCEMARAN
SUARA
91. Kita semua
tahu, saat ini kita lebih banyak dieksploitasi dengan terlalu banyak suara
lebih dari masa apapun dalam sejarah. Kehidupan modern sepertinya jadi
perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang
peliharaan, suara AC, televisi, pesawat jet dan banyak hal lain. Saat berada di
jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan
umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain.
92. a.
Pengertian
Pencemaran Suara
93. Pencemaran
suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara
yang menggangu ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Standar polusi suara
tidak dapat ditentukan oleh suatu tertentu, selama dianggap mengganggu, suara
tersebut dapat dikategorikan ke dalam polusi suara. Pencemaran suara biasanya
diukur dalam suatu desibel.
94.
95. b.
Penyebab
Pencemaran Suara
96. Zat atau
bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu
zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup. Sifat polutan adalah:
97. a.
Merusak
untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi.
98. b.
Merusak
dalam jangka waktu lama.
99. Dalam
pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan
faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti
sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi
bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang
suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu
hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
100.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya
suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada
di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara
kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin
mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu.
Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor,
trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran
udaranya mengeluarkan bising.
101.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan
kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah
102.
Ø Orang ribut / silat lidah = 80 dB
103.
Ø Suara kereta api / krl = 95 dB
104.
Ø Mesin motor 5 pk = 104 dB
105.
Ø Suara petir = 120 dB
106.
Ø Pesawat jet tinggal landas = 150 dB
107.
108.
c. Dampak
Pencemaran Suara
109.
Pencemaran suara yang bersifat terus – menerus dengan
tinggkat kebisingan yang relatif tinggi atau di atas 80 desibel dapat
mengakibatkan yang merugikan pada kesehatan manusia. Ini dapat berarti gangguan
secara fisik maupun psikologis. Secara langsung, polusi suara sepertu ini dapat
menyebabkan ketulian secara fisik dan tekanan psikiologis. Lebih jauh, tekanan
psikis akan menyebabkan penyakit – penyakit lainnya muncul pada manusia, yaitu
:
110.
Ø Dapat menyebabkan “ stres ”.
111.
Ø Dapat menyebabkan “ gangguan kerja
hormon ”.
112.
Ø Dapat menyebabkan “ perubahan pada
denyut nadi ”.
113.
Ø Dapat menyebabkan “ tekanan darah
berubah ”.
114.
Ø Dapat menyebabkan “ gangguan fungsi
pada jantung ”.
115.
116.
d. Penanggulangan
Pencemaran Suara
117.
Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara
yang bisa dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan
suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising, meminimalisir
penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan pemberian peredam suara
oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan yang melewati
ambang batas pendengaran manusia. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut
antara lain :
118.
Ø Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi
kemampuan redaman makin baik).
119.
Ø Tebal dinding minimal 10 cm.
Komentar