PEMANASAN GLOBAL
A.
PENGERTIAN
PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global (bahasa Inggris: Global
warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut,
dandaratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian
besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan
menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya
berbagai jenis hewan.
B. PROSES PEMANASAN GLOBAL
Proses pemanasan global terjadi.ketika sinar matahari
memasuki atmosfir bumi, sinar matahari tersebut harus melalui lapisan gas rumah
kaca. Setelah mencapai seluruh permukaan bumi, tumbuhan, tanah, air, dan
komponen ekosistem lainnya menyerap energi dari sinar matahari tersebut.
Sisanya akan dipantulkan kembali ke atmosfir. Sebagian energi dikembalikan ke
angkasa, tetapi sebagian lagi terperangkap oleh gas rumah kaca di atmosfir dan
dikembalikan ke bumi sehingga dikenal dengan nama efek rumah kaca (green house
effect). Efek rumah kaca dapat mengakibatkan mencairnya bongkah-bongkah es di
kutub. Bila dibiarkan terus-menerus permukaan air laut akan naik yang
menyebabkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah tepi pantai.
C.
PENYEBAB
PEMANASAN GLOBAL
1.
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah
penyebab utama dari pemansan globalSegala
sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar
energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas
yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara
lain uap air, karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi.
Hal
tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi
terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca.
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat
dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet
ini akan menjadi sangat dingin. Sehingga es akan menutupi seluruh permukaan
Bumi. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer,
pemanasan global menjadi akibatnya.
3.
Efek Umpan Balik
Proses umpan
balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan global. Sebagai contoh
adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemansan akibat bertambahnya gas-gas
rumah kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan menyebabkan lebih banyaknya
air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri.
(Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan
karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Umpan balik
penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.
Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair
dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut,
daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan
akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu
siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik
positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost)
adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es
yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap
karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh
menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan
diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
D.
PENYEBAB
EFEK RUMAH KACA
1.
Peternakan
Pada tahun 2006, Organisasi
Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengeluarkan laporan “Livestock’s Long Shadow”
dengan kesimpulan bahwa sektor peternakan merupakan salah satu penyebab utama
pemanasan global. Sumbangan sektor peternakan terhadap pemanasan global sekitar
18%,6 lebih besar dari sumbangan sektor transportasi di dunia
yang menyumbang sekitar 13,1%.2 Selain itu, sektor peternakan
dunia juga menyumbang 37% metana (72 kali lebih kuat daripada CO2 selama
rentang waktu 20 tahun)2, dan 65% nitro oksida (296 kali lebih kuat
daripada CO2).
a.
Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan
1.
Metana yang dilepaskan dalam proses
pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya.
2.
Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan
dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya.
b.
Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan
daging hewan ternak ke konsumen
1.
Emisi CO2 dari pengolahan
daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.
2.
Emisi CO2 dari
pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari 0,8 juta ton per
tahun.
c. Emisi karbon dari pembuatan
pakan ternak
1. Penggunaan bahan bakar
fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap
tahunnya
2. Penggunaan bahan
bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per
tahunnya (misal diesel atau LPG)
3.
Karbon yang terlepas dari pengolahan
tanah pertanian untuk pakan ternak (misal jagung, gandum, atau kacang kedelai)
dapat mencapai 28 juta CO2 per tahunnya. Perlu Anda ketahui,
setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan
sebagai makanan ternak.
2.
Pembangkit Energi
Sektor
energi merupakan sumber penting gas rumah kaca, khususnya karena energi
dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara, di mana
batu bara banyak digunakan untuk menghasilkan listrik.9 Sumbangan
sektor energi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 25,9%.
3. Hunian dan Bangunan
Komersial
Sektor hunian dan bangunan bertanggung jawab
sebesar 7,9%.2 Namun, bila dipandang dari penggunaan energi,
maka hunian dan bangunan komersial bisa menjadi sumber emisi gas rumah kaca
yang besar. Misalnya saja dalam penggunaan listrik untuk menghangatkan dan
mendinginkan ruangan, pencahayaan, penggunaan alat-alat rumah tangga, maka
sumbangan sektor hunian dan bangunan bisa mencapai 30%.9 Konstruksi
bangunan juga mempengaruhi tingkat emisi gas rumah kaca. Sebagai contohnya,
semen, menyumbang 5% emisi gas rumah kaca.
4.
Sampah
Limbah
sampah menyumbang 3,6% emisi gas rumah kaca.2 Sampah di sini
bisa berasal dari sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah (2%) atau
dari air limbah atau jenis limbah lainnya (1,6%). Gas rumah kaca yang berperan
terutama adalah metana, yang berasal dari proses pembusukan sampah tersebut.
5. Industri
Sumbangan
sektor industri terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%.2Sebagian
besar sumbangan sektor industri ini berasal dari penggunaan bahan bakar fosil
untuk menghasilkan listrik atau dari produksi C02 secara
langsung sebagai bagian dari pemrosesannya, misalnya saja dalam produksi semen.
Hampir semua emisi gas rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri besi,
baja, kimia, pupuk, semen, kaca dan keramik, serta kertas.
6.
Pertanian
Sumbangan
sektor pertanian terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%.2 Sumber
emisi gas rumah kaca pertama-tama berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan
hutan. Selanjutnya, berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk pembuatan
pupuk dan zat kimia lain. Penggunaan mesin dalam pembajakan, penyemaian,
penyemprotan, dan pemanenan menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang terakhir,
emisi gas rumah kaca berasal dari pengangkutan hasil panen dari lahan pertanian
ke pasar.
7. Transportasi
Sumbangan seluruh sektor transportasi
terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 13,1%. Sektor transportasi dapat
dibagi menjadi transportasi darat, laut, udara, dan kereta api. Dari total
sumbangan 13,1% itu, sumbangan terbesar berasal dari transportasi darat
(79,5%), disusul kemudian oleh transportasi udara (13%), transportasi laut
(7%), dan terakhir kereta api (0,5%).
Asap kendaraan menambah deretan panjang
penyebab efek rumah kaca
penyebab efek rumah kaca
8. Penebangan Hutan
Penebangan pohon
berlebihan untuk alasan apapun akan berdampak merugikan pada keseimbangan
lingkungan.
Salah satu kerugian
utama penggundulan hutan adalah terganggunya siklus air. Pohon bertanggung
jawab menarik air dari tanah untuk melepaskannya ke atmosfer melalui proses
penguapan.Penebangan hutan menyebabkan gangguan pada siklus air dan membuat
lingkungan menjadi lebih kering yang mengarah pada perubahan iklim.
Hutan menggunakan
karbon dari atmosfer selama proses fotosintesis. Itu sebab, menebang pohon akan
meningkatkan jumlah karbon dan gas rumah kaca di lingkungan.Selain itu,
pembakaran hutan akan menghasilkan sejumlah besar emisi karbon dioksida ke
udara.
E. KESEPAKATAN DUNIA MENGATASAI GLOBAL
WARMING
1. IPCC ( Intergovermental
Panel on Climate Change)
IPCC adalah
sebuah panel antar-pemerintah yg terdiri dari ilmuwan dan ahli dari berbagai
disiplin ilmu di seluruh dunia. Tugasnya menyediakan data-data ilmiah
terkini yg menyeluruh, tidak berpihak dan transparan mengenai informasi teknis,
sosial, dan ekonomi yg berkaitan dengan isu perubahan iklim. Termasuk
informasi mengenai sumber penyebab perubahan iklim, dampak yg ditimbulkan serta
strategi yang perlu dilakukan dalam hal mengurangi emisi, pencegahan, dan adaptasi.
IPCC bersekretariat di Jenewa ( Swiss) dan bertemu satu tahun
sekali di sebuah rapat pleno yang membahas 3 hal utama :
1.
Informasi ilmiah mengenai perubahan iklim
2.
Dampak, adaptasi, dan kerentanan
3.
Mitigasi (upaya) perubahan iklim
Pada 1990, IPCC menerbitkan
hasil penelitian pertama ( First Assessment Report). Laporan
tersebut menyebutkan bahwa perubahan iklim dipastikan merupakn ancaman bagi
kehidupan manusia. IPCC menyerukan pentingnya sebuah kesepakatan global untuk
menanggulangi masalah perubahan iklim, mengingat hal tersebut merupakan sebuah
proses global yg berdampak pada seluruh dunia.
Majelis umum PBB menanggapi
seruan IPCC dengan secara resmi membentuk sebuah badan negosiasi antar
pemerintah, yaituintergovermental negotiating
committee (INC) untuk merundingkan sebuah konversi mengenai perubahan
iklim. Laporan IPCC terakhir tahun 2007 secara garis besar terdiri dari :
-
Laporan kelompok kerja 1 dikelurakan pada Februari 2007, menekankan
bahwa manusia adalah penyebab utama peningkatan gas rumah kaca ( GRK) di
lapisan udara.
-
Laporan kelompok kerja 2 mengenai dampak dan adaptasi perubahan
iklim dikeluarkan awal April 2007, membeberkan perkiraan ancaman bencana
di banyak negara apabila tidak dilakukan upaya segera untuk mengurangi kegiatan
yg dpt menyebabkan pemanasan global.
-
Laporan kelompok kerja 3 yg dikeluarkan Mei 2007 menganalisis
proses pengurangan emisi karbon yang sudah dan harus dilakukan, dan
strategi adaptasi untuk bertahan terhadap dampak perubahan iklim yang tidak
bisa dihindari.
2.
Protokol Kyoto
Protokol
Kyoto adalah protokol kepada konvensi rangka kerja PBB tentang perubahan
iklim ( UNFCCC yang diadopsi pada pertemuan bumi di Rio de Janeiro pada
1992), semua pihak dalam UNFCCC dapat menandatangani atau meratifikasi protokol
kyoto, sementara pihak luar tidak diperbolehkan. Protokol kyoto di abopsi
pada sesi ketiga konferensi pihak konvensi UNFCCC pada 1997 di Kyoto, Jepang.
3.
Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate
(APPCDC)
Asia-Pacific Partnership on
Clean Development and Climate, dikenal dengan APP, merupakan kerjasama
internasional yang bersifat sukarela antara Australia, Kanada, India, Jepang,
RCC, Korea selatan yang mengumumkan pembentukannya pada tanggal 28 juli 2005.
Mentri luar negeri, lingkungan dan energi dari negara-negara peserta
sepakat untuk bekerja sama dalam pengembangn dan transfer teknologi yang
memungkinkan pengurangan emisi GRK yang bersesuain dengan UNFCCC dan perangkat
internasional lainnya seperti protokol Kyoto.
4.
Protokol Montreal
Protokol Montreal
adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan
ozon, dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung
jawab atas berkurangnya lapisan ozon, traktat ini berlaku sejak 1 Januari
1989, traktat ini difokuskan pada kelompok
senyawa Hidrokarbon, Halogen, yang di yakini memerankan peranaan
penting dalam penipisan lapisan ozon. Semua zat tersebut memiliki klorin atau bromin.
F.
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
1.
Pencairan Es Di Kutub
Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub
Utara dan daerah Antartika (Kutub Selatan).Suhu di daerah ini telah meningkat
sekitar dua sampai tiga kali lipat. Es di kutub memiliki peran penting dalam
menjaga keseimbangan lingkungan.
Jika es mencair,
pulau-pulau yang berada di bawah permukaan laut akan terancam bahaya.Kota-kota
seperti Shanghai dan negara kepulauan Maladewa adalah beberapa tempat yang akan
terpapar risiko tertinggi dalam skenario seperti itu.
2. Kabut Asap (Smog)
Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat
konsentrasi kabut asap di atmosfer mengalami peningkatan.Peningkatan kabut asap
pada akhirnya akan menyebabkan penyakit dan kematian.Kabut asap juga
mengintensifkan gelombang panas yang tentu saja dapat buruk bagi kehidupan.
3. Kebakaran Hutan
Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah
dilakukan untuk memastikan apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan
frekuensi dan intensitas kebakaran hutan.Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem
dan infrastruktur. Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida
yang merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya
memperparah pemanasan global (global warming).
4.
Kekeringan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli
iklim Inggris menemukan bahwa pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan
besar dalam 100 tahun ke depan.Skala kekeringan begitu besar hingga mencakup
setengah dari total lahan yang kita miliki saat ini.Palmer Drought Severity
Index (PDSI) menyatakan bahwa persentase global daerah kering telah meningkat
sebesar 1,74% antara tahun 1950 dan 2008.Kekeringan tentu saja akan memicu kegagalan panen yang akan berdampak
fatal bagi petani.
5.
Banjir
Pemanasan global yang
mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan logika.Namun kenyataannya
perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir besar yang menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad ini
Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir besar yang menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad ini
5. Hujan Asam
Hujan asam Hujan asam
didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara
alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di
udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis
asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan asam disebabkan oleh
belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta
nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan
nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan
dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini
G.
UPAYA MENANGGULANGI
PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)
1. Mengubah Perilaku Pribadi
Tindakan yang lebih baik dalam mengatasi, mengurangi,
dan pencegahan pemanasan global adalah dengan mengubah perilaku manusia, karena
pemahaman tentang pemanasan global yang ditanamkan hari ini akan berdampak
besar pada generasi mendatang. Berikut Beberapa contoh-contoh perilaku pribadi
yang dapat dilakukan dalam mengurangi, mencegah, dan mengatasi pemanasan global
antara lain sebagai berikut.
2. Hemat Listrik :
Setelah dijelaskan sebelumnya bahwa gas rumah kaca itu
didominasi dari karbon dioksida (CO2). Sebagian besar dari CO2 dihasilkan
dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil. Dengan demikian, jika kita
berhemat listrik maka secara tidak langsung kita mengurangi kadar CO2 di
Atmosfer.
3.
Menanam Pohon
CO2 digunakan
tanaman untuk berfotosintesis, maka penanaman pohon dalam jumlah banyak akan
menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer. Di Sulawesi Utara,
dibuat peraturan daerah yang mewajibkan menanam pohon bagi pasangan yang akan
menikah.
4.
REUSE (Gunakan
Kembali)
Gunakan
keramik atau gelas cangkir kopi bukan cangkir sekali pakai seperti yang terbuat
dari plastic dan Styrofoam.Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan
barang lainnya.Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk
kertas corat-coret atau catatan keperluan sehari-hari. Gunakan kembali kertas
HVS yang baru dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-balik.Gunakan kain
serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada kertas tissue dan
kertas pembersih sekali pakai lainnya.Gunakan ‘reusable’ piring, botol
minum dan alat makan yang bukan sekali pakai.Gunakan wadah yang dapat
digunakan kembali untuk menyimpan makanan, bukannya aluminium foil dan
bahan plastik lainnya.Reuse kemasan dari bahan karton untuk pengiriman
barang.Gunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’
barang.Berbelanja ke toko dengan tas kanvas daripada menggunakan tas kertas dan
kantong plastik. Simpan gantungan kawat dan mengembalikan atau menggunakannya
kembali ketika ke binatu.Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi
daripada menggunakan cat semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.
5.
REDUCE ( Berhemat )
Hemat
penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari
pohon di hutan, sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di
udara.
Memelihara,
merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah digunakan
daripada sering membeli baru.Hanya membeli perangkat mebel. yang benar-benar
digunakan.Beli dan gunakan baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang
sering digunakan. Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah
lingkungan.Beli dan makan sayuran organik, pasti lebih menyehatkan dan ramah
lingkungan.Beli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari
transportasi. Beli makanan/minuman, sayuran/buah-buahan lokal, karena lebih
murah dan lebih terjamin kesegarannya.Beli produk yang bisa didaur ulang atau
terbuat dari bahan daur ulang.Hindari produk dengan beberapa lapis
kemasan, jika hanya satu juga cukup. Dengan kata lain jika
memungkinkan beli produk dalam jumlah grosir yang lebih murah dan hemat kemasan
daripada beli eceran yang lebih mahal dan butuh banyak kemasan. Contoh
pembelian sabun cuci ukuran 1 kg, lebih baik dari pada ukuran sachet
kecil.Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah
styrofoam karena tidak dapat didaur ulang. Hindari atau kurangi juga
pemakaian peralatan makan/minum seperti sendok/garpu dan sedotan minuman yang
terbuat dari plastik. Hindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan
penghasil sampah terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap
kesehatan.
Minimalkan
penggunaan pestisida.Hindari penggunaan ‘racun tikus’ dari bahan kimia, jika
ingin membunuh atau mengusir tikus, tapi gunakan jebakan tikus tradisional
dengan umpan ikan asin misalnya. Berhenti menggunakan semprotan aerosol untuk
mengurangi CFC yang akan mengganggu lapisan Ozon Bumi.Kurangi penggunaan bahan
kimia saat membersihkan semua sudut rumah. Jangan membeli produk yang dibuat
dari hewan langka. Mengurangi konsumsi daging (flexitarian) atau bila
memungkinkan jadilah vegetarian.
6.
RECYCLE ( Daur Ulang
)
Gunakan
pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.Gunakan tas daur ulang
untuk menyelamatkan lingkungan. Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng,
plastik, kulit, kaca dan aluminium serta bahan anorganik lainnya. Bagi Anda
yang suka berkreasi manfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang menjadi
produk kerajinan tangan yang indah.Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang
sesuai dengan peruntukkannya, jika memungkinkan pisahkan yang organik dan non
organik.
Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pupuk
kompos sedangkan yang non organik bisa diolah kembali menjadi barang yang
memberikan manfaat, daripada dibuang sembarangan misalnya ke sungai, danau dan
laut terutama yang terbuat dari plastik sungguh akan merusak lingkungan, karena
bahan plastik yang asal mulanya dibuat dari minyak bumi ini, baru bisa terurai
minimal setelah mencapai waktu 200 tahun.
Komentar